Untuk Baja, China Minati Arang Indonesia

Untuk Baja, China Minati Arang Indonesia

Satu perusahaan di China berminat belanja arang tempurung kelapa berasal dari Indonesia untuk bahan campuran product baja. Demikian pengakuan Lusi Efriani, pelaku bisnis kecil yang terhadap 26-31 Juli 2010 jadi perutusan Asosiasi Pengusaha Indonesia ke forum bisnis di Shanghai dan Nanjing. “Pemilik perusahaan itu menantang kesangggupan saya memasok dua juta ton arang tempurung kelapa per tahun,” kata Lusi, kepada wartawan di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (21/8/10).

Produksi Lusi bersama dengan beberapa mitranya di Batam baru 300 ton per bulan, sedang yang diminta perusahaan berasal dari China 1 juta ton arang tempurung kelapa di dalam suasana asalan dan 1 juta ton arang tempurung kelapa bentuk karbon aktif. Ia menyatakan, pengalaman di dalam Indonesia-China Business Forum (ICBF) terhadap bulan lantas membukakan mata bahwa prospek ekspor arang tempurung kelapa terbuka lebar, bukan hanya untuk bahan karbon aktif filter air atau batang baterai PT. Chalabi Group Indonesia .

Lusi dan lima rekannya berasal dari 50 pelaku UKM se-Indonesia yang lolos seleksi, berangkat ke ICBF di Shanghai di dalam program peningkatan kualitas UKM yang diselenggarakan Apindo bersama dengan Cente for Strategic plus International Studies, Indonesia Business Association of Shanghai, serta Perkumpulan Masyarakat dan Pengusaha Indonesia Tionghoa.

Dengan mata berbinar-binar, ia menyatakan makin lama tertantang untuk bersama dengan pengurus Apindo di pusat dan di bermacam provinsi, mengembangkan jaringan se-Indonesia di dalam memanfaatkan kesempatan ekspor bisnis arang tempurung kelapa. Khusus untuk Batam, Lusi dan terhitung Ketua Apindo Kota Batam Oka Simatupang menginginkan pemerintah ikut mencermati prospek berikut daripada hanya mempermasalahkan asap berasal dari tempurung kelapa yahg keluar berasal dari pembakaran di di dalam drum-drum buy charcoal .

Benar, asap itu memang mengganggu lingkungan, kata Simatupang, tapi lebih baik pemerintah berikan bantuan peralatan supaya asap berasal dari drum sanggup disuling jadi asap cair yang miliki nilai ekonomis sebagai bahan pengental karet dan bahan pengawet substitusi formalin. “Teknologi karya Institut Pertanian Bogor itu dan relatif tidak terlampau mahal bagi pemerintah untuk menolong pengembangan bisnis UKM dan penanggulangan pencemaran hawa berasal dari unit-unit kecil bisnis arang tempurung kelapa,” kata Lusi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *